Laman

Sabtu, 09 Februari 2013

Puisi Irsan Risalat

Harum madu di mawar merah.
Mentari di tengah-tengah.
Berbelit jalan ke gunung kapur.
Antara Bandung dan Cianjur.
(Ramadhan K.H. dalam Priangan Si Jelita, tahun 1956)

Namun kini dan mungkin nanti terus berubah...

Mawar merah layu oleh aroma truk sampah.
Mentari tertutup asap mengepul ke segala arah.
Berbelit jalan ke gunung kapur yang kian hancur.
Antara keangkuhan metropolisnya Bandung dan marhamahnya Cianjur.

Maka akan kami gunakan darah dan amarah
kepada deru mesin yang meraup serakah,
kepada pekatnya asap yang membalut jalanan dan atap rumah,
kepada siklus yang lebih memihak limbah daripada risalah,
yang melukis langit biru dengan abu,
yang merasuk paku kedalam paru,
yang menyulap batu menjadi debu,
dan kepada mereka yang lupa, tuli serta membisu,
lupa akan alam adalah ibu.

(Tribute to Forum Pemuda Peduli Karst Citatah, 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar