Seperti judul yang di ambil dari lagu Peterpan yaitu menghapus jejak mu, Saya mengambil lirik pertama yaitu "TERUS MELANGKAH" disini saya artikan Jangan pernah berhenti untuk melindungi dan melestarikan alam mari kita bersama2x melangkah dan melindungi alam ini demi masa depan anak dan cucu kita.
Seiring zaman, alam muali dikeruk, tampa di sadari akibatnya :) namun sebagai generasi muda saya akan berusaha melidungi , menjaga juga merawat alam ini.
Seperti gambar di ataslah yang saya harapkan, yuk kawan2x mari kita kobarkan semangat kita sebagai aktifis muda yang melindungi alam ini.
Sekian dan terimakasih hahahahahahaaha :)
Rabu, 13 November 2013
Senin, 01 April 2013
Info Jalan-jalan ke Gunung Pabeasan
Menjernihkan Nama
Penduduk
lokal (Padalarang), wa bil khusus penduduk kampung Cidadap, Pamucatan, Lempegan
menamai gunung ini Pabeasan. Penamaan Pabeasan ini konon katanya masih satu
alur dengan cerita penamaan Gua Pawon, dan Gunung Hawu. Lain penduduk lain
penamaan, para pemanjat menamai gunung ini dengan nama Tebing 125, sedangkan
tentara yang kerap berlatih di gunung ini menamai gunung ini Gunung Singgalang.
Gunung
Pabeasan berada di wilayah kampung Pamucatan, Desa Padalarang, Kecamatan
Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Ada pula versi yang agak nyeleneh (versi keliru), versi ini menyatakan
bahwasannya gunung Pabeasan terletak di wilayah kecamatan Cipatat, tak heran
kemudian gunung ini oleh sebagian besar orang dinamai Citatah. Karena Citatah
sendiri adalah nama salah satu desa di Kecamatan Cipatat. Versi keliru tentang
penamaan gunung Pabeasan ini kemudian dikukuhkan oleh peta yang dilansir oleh
google map.
Terlepas
dari kekeliruan penamaan, yang tentu saja tidak bisa dibiarkan dan mesti
diluruskan. Tentu saja gunung ini begitu menarik, oleh karenanya layak
dikunjungi. Orang-orang Skygers mengklaim panjat tebing modern lahir di sini,
40 tahun sudah mereka berkiprah sebagai organisasi yang menekuni panjat tebing,
oleh karenanya klaimnya layak kita perhitungkan. Sebagai basis dan asal muasal
para pemanjat mengembangkan pola panjat tebing modern, di tempat ini, Tebing
125, terdapat berbagai macam jalur panjat tebing, dari mulai jalur panjat
tebing berspesifikasi mudah hingga berspesifikasi sulit. Tercatat ada 75 jalur
panjat tebing di sini.
Gunung Pabeasan dilihat dari kampung Pamucatan. Dok. FP2KC |
sumber:http://blogoga.blogspot.com/2013/03/info-jalan-jalan-ke-gunung-pabeasan.html#more
Kamis, 14 Maret 2013
MATERI DASAR TEHNIK PANJAT TEBING | Mapala Unsultra
MATERI DASAR TEHNIK PANJAT TEBING | Mapala Unsultra
I. SEJARAH FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
FPTI didirikan pada tanggal 21 April 1988, dengan dukungan beberapa pengurus cabang serta pengurus daerah lain. Dengan tujuan menciptakan pemanjat indonesia yang mampu berprestasi baik ditingkat nasional maupun internasional.
Sebagai pendamping pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan panjat tebing indonesia, FPTI berada di bawah koordinasi Menteri Pemuda dan Olah raga sesuai rapat Paripurna Nasional I tahun 1991, Tahun 1992 sudah direncanakan menjadi anggota Komite Olahraga Nasional (KONI) dan Union Internasional Des Associations D`Alpinisme (UIAA)
II. ETIKA DALAM PEMANJATAN
Pada dasarnya Pemanjat Tebing dimanapun itu paling alergi dengan peraturan-peraturan yang resmi. Inilah uniknya dari olahraga yang satu ini, Olahraga ini tidak membutuhkan aturan tertulis dibandingkan dengan olahraga yang lain.
Namun pada perkembangannya ketika panjat dinding mulai berkembang menyamai olahraga panjat tebing alam sehingga diperlukan aturan yang tertulis. Untuk itu di bentuk aturan pertandingan yang `Fair` yang aturan tersebut dibuat dan disesuaikan dengan kondisinya. Maka diciptakan kata `Kode Etik` yang merupakan adaptasi dari kata `peraturan`.
Adapun isi Kode etik tersebut adalah sebagai berikut :
- Pemanjatan pertama mungkin meliputi pembersihan seminimum mungkin tanaman dan batuan asli yang lepas dari titik penambatan untuk turun. Merusak pegangan dan pijakan tidak diperkenankan.
- Pemakaian Piton harus di jaga seminimum mungkin.
- Pemakaian bor hanya digunakan sebagai alternatif terakhir.
- Pemakaian Magnesium hanya digunakan ketika dibutuhkan.
- Dalam suatu kasus ketika pemanjatan jatuh, pemanjat tersebut harus turun ke tempat pengaman terakhir, dan ia dapat beristirahat di tebing dan dapat kembali melanjutkan pemanjatan.
- Bergantung ditali sesudah jatuh disebut `Hand Dogging`, dan jatuh dari runner disebut`yoyoing`.
Kamis, 14 Februari 2013
Pengertian Hukum Agraria
Pengaturan tentang Agraria diatur dalam UU No 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria atau sering disebut Undang-undang
Pokok Agraria (UUPA) menganut unifikasi hokum dan berdasarkan hukum
adat. Menurut Boedi Harsono, hukum adat dijadikan sumber utama dan
merupakan hukum aspiratif, dalam arti jika sesuatu hal belum diatur
dalam peraturan maka yang berlaku hukum adat, sepanjang tidak
bertentangan dengan jiwa dan ketentuan UUPA . Di dalam undang-undang ini
tidak ada definisi yang menjelaskan apa itu agraria, tetapi dapat
disimpulkan hukum agraria adalah hukum yang berkaitan dengan Tanah. Hal
ini dapat dilihat pada batang tubuh UU ini yang jelas mengatur soal hak
dan kewajiban orang atas tanah (dan ruang diatas tanah), selain itu
mengatur juga tentang konversi hak-hak atas tanah yang terdapat dalam
Hukum Perdata Barat (BW).
Hukum Agraria Ialah keseluruhan dari ketentuan hukum, yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, termasuk Badan Hukum dengan Bumi, Air, dan Ruang Angkasa dalam seluruh wilayah dan mengatur pula wewenang yang bersumber pada hubungan tersebut.Hukum agraria secara umum diatur dalam UU No. 24 tahun 1960 tentang UU Pokok-pokok Agraria. Hukum agraria terdiri atas:
a.Hukum pertanahan:
Ialah bidang hukum yang mengatur hak-hak pengaturan atas tanah
b.Hukum pengairan:
Ialah yaitu bidang hukum yang mengatur hak-hak atas air
c.Hukum Pertambangan:
Ialah bidang hukum yang mengatur hak penguasaan atas bahan galian.Hukum pertambangan secara khusus diatur dalam UU no. 11 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan
d.Hukum kehutanan:
Ialah bidang hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas hutan dan hasil hutan.
e. Hukum Perikanan:
Ialah bidang hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas ikan dan lain-lain dan perairan darat lain.
Dalam Konsepsi hukum tanah adat yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kehidupan masyarakat Indonesia, yang mengedepankan keseimbangan antara “kepentingan bersama” dengan “kepentingan perseorangan”. Pemilikan dan pemanfaatan tanah harus memperhatikan keselarasan. Dalam hukum tanah Barat dasarnya adalah “Individualisme” dan “liberalisme”. Secara harfiah individualisme merupakan suatu ajaran yang memberikan nilai utama pribadi, sehingga masyarakat hanyalah suatu sarana untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi. Dalam sistem hukum Belanda hak perorangan dinamakan “Hak Eigendom” di mana Eigem/orang-nya dapat berbuat apa saja dengan tanah itu baik menjual, menggadaikan, menghibahkan, menggunakan atau menelantarkan, dan bahkan merusaknya asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau hak-hak orang lain.
Hukum Agraria Ialah keseluruhan dari ketentuan hukum, yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, termasuk Badan Hukum dengan Bumi, Air, dan Ruang Angkasa dalam seluruh wilayah dan mengatur pula wewenang yang bersumber pada hubungan tersebut.Hukum agraria secara umum diatur dalam UU No. 24 tahun 1960 tentang UU Pokok-pokok Agraria. Hukum agraria terdiri atas:
a.Hukum pertanahan:
Ialah bidang hukum yang mengatur hak-hak pengaturan atas tanah
b.Hukum pengairan:
Ialah yaitu bidang hukum yang mengatur hak-hak atas air
c.Hukum Pertambangan:
Ialah bidang hukum yang mengatur hak penguasaan atas bahan galian.Hukum pertambangan secara khusus diatur dalam UU no. 11 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan
d.Hukum kehutanan:
Ialah bidang hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas hutan dan hasil hutan.
e. Hukum Perikanan:
Ialah bidang hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas ikan dan lain-lain dan perairan darat lain.
Dalam Konsepsi hukum tanah adat yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kehidupan masyarakat Indonesia, yang mengedepankan keseimbangan antara “kepentingan bersama” dengan “kepentingan perseorangan”. Pemilikan dan pemanfaatan tanah harus memperhatikan keselarasan. Dalam hukum tanah Barat dasarnya adalah “Individualisme” dan “liberalisme”. Secara harfiah individualisme merupakan suatu ajaran yang memberikan nilai utama pribadi, sehingga masyarakat hanyalah suatu sarana untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi. Dalam sistem hukum Belanda hak perorangan dinamakan “Hak Eigendom” di mana Eigem/orang-nya dapat berbuat apa saja dengan tanah itu baik menjual, menggadaikan, menghibahkan, menggunakan atau menelantarkan, dan bahkan merusaknya asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau hak-hak orang lain.
Sabtu, 09 Februari 2013
Bahaya Dari Narkoba
Berikut ini saya akan memberikan beberapa artikel mengenai narkoba. Denger-denger kabar ada yang sedang mencari artikel tentang narkoba
sehubungan dengan peringatan hari narkoba sedunia. Buat kalian yang
sedang mencari artikel narkoba, yah saya share aja di sini postingan
ini. Dan mungkin akan ada kelanjutan dari artikel narkoba di postingan selanjutnya. Artikel narkoba
yang saya tulis di sini saya ambil dari beberapa referensi di google.
Di bawahnya akan saya cantumkan sumbernya. So, silahkan simak…
Apa yang disebut NARKOBA
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya
lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik
secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah
pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba
dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis
Narkotika adalah :
- Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
- Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
- Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
- Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
- Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
- Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.
Jenis Narkoba menurut efeknya
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
- Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
- Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
- Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan
zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian.
Tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk coba-coba,
ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. –
maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan
berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga
kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
- coba-coba
- senang-senang
- menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
- penyalahgunaan
- ketergantungan
Gua Hawu
Keberadaan Gua Vertikal tepat berada di samping timur Tebing Hawu ini memang belum terekspos. Terlebih areanya yang sulit dijangkau dan tidak banyak orang yang tahu, lubang masuk guanya pun hanya berdiameter sekitar 3 meter.
Namun, seperti yang termuat di gambar, keindahan gua ini tidak boleh kita napikan meski dalamnya hanya sekitar 50 meter. Itu pun, tidak menutup kemungkinan kedalamannya masih bisa ditelusuri lagi, menurut Rio sebagai ketua tim, pasalnya, penelusuran tim terhenti karena di titik 50 meter lubang gua sudah tertutup tanah akibat urugan penambangan batu kapur di atasnya.
Meski kedalamannya hanya 50 meter, kami berlima butuh waktu 4 jam untuk menyelesaikan penelusuran gua ini. tekstur guanya yang berbuku-buku dan suhu udaranya yang lembabcukup menguras konsentrasi kami sebagai penelusur, sehingga mesti berjibaku untuk mengatasi hambatan yang ada.
Seperti kita tahu semua, kawasan Karst adalah tanki alam. Kawasan ini menampung air hujan. Juga biasanya di kawasan Karst akan terdapat sungai bawah tanah. Namun secara empirik dugaan adanya sungai bawah tanah belum bisa dibuktikan. Sebab itu tadi, penelusuran kami terhenti karena lubang gua tertutup tanah. (YZ)
----------
Sumber: http://pedulikarstcitatah.blogspot.com/2012/06/caving-brad.html
Lihat foto di bawah ini:
Puisi Irsan Risalat
Harum madu di mawar merah.
Mentari di tengah-tengah.
Berbelit jalan ke gunung kapur.
Antara Bandung dan Cianjur.
(Ramadhan K.H. dalam Priangan Si Jelita, tahun 1956)
Namun kini dan mungkin nanti terus berubah...
Mawar merah layu oleh aroma truk sampah.
Mentari tertutup asap mengepul ke segala arah.
Berbelit jalan ke gunung kapur yang kian hancur.
Antara keangkuhan metropolisnya Bandung dan marhamahnya Cianjur.
Maka akan kami gunakan darah dan amarah
kepada deru mesin yang meraup serakah,
kepada pekatnya asap yang membalut jalanan dan atap rumah,
kepada siklus yang lebih memihak limbah daripada risalah,
yang melukis langit biru dengan abu,
yang merasuk paku kedalam paru,
yang menyulap batu menjadi debu,
dan kepada mereka yang lupa, tuli serta membisu,
lupa akan alam adalah ibu.
(Tribute to Forum Pemuda Peduli Karst Citatah, 2013)
Minggu, 27 Januari 2013
Info Jalan-jalan ke Gunung Hawu
Gunung Hawu
terletak diantara dua kampung; kampung Pamucatan dengan kampung Cidadap. Namun
secara administratif gunung ini berada di kawasan kampung Cidadap (RW 12/RT 2).
Lebih tepatnya, gunung ini berada di kawasan Desa Padalarang, Kec. Padalarang,
Kab. Bandung Barat (Bukan Desa Cipatat seperti yang diklaim pengusaha tambang).
Gunung Hawu ini unik, karena membentuk gua (hawu) bila dilihat dari depan atau membentuk lubang bila dilihat dari atas. Adapun secara ilmiah gunung ini sering disebut-sebut memiliki lengkungan alam. Proses terbentuknya lengkungan alam di Gunung Hawu sangatlah unik dan menjadi perhatian ilmuan di bidang perbatuan. Malahan lengkungan alami yang ada di Gunung Hawu sering disetarakan dengan lengkungan alami yang ada di Amerika. Tepatnya disamakan dengan lengkungan alam yang ada di Virginia dan Utah. Besarnya dimensi lengkungan alam yang terdapat di Gunung Hawu, membuat ia disebut juga jembatan alam.
Adapun penamaan Hawu (bahasa Sunda yang berarti perapian yang membentuk lubang), berasal dari penduduk sekitar. Pasalnya penamaan Hawu hanya relevan saat kita melihat gunung ini dari arah perkampungan Cidadap. Hawu adalah tempat penduduk lokal memasak. Berbentuk lubang, lubangnya diisi kayu bakar, di atas lubang disematkan peralatan masak, seperti ;panci, katel dan lain-lain. Oleh karenanya penamaan Hawu hanya relevan jika kita melihatnya dari arah depan yaitu dari kampung Cidadap, tidak dari arah belakang/ kampung Pamucatan.
Gunung ini sempat menjadi objek wisata pavorit bagi warga desa Padalarang. Pasalnya, di gunung ini ketika itu masih terdapat banyak monyet, dan pepohonannya lumayan rimbun, pemandangan apalagi, masih tampak indah. Penulis sendiri sempat mengalami masa-masa itu, saat monyet masih tidak malu-malu bertatap muka dengan pengunjung yang berniat sekedar ‘botram’.
Berbeda dengan kini. Kini di bagian
atas Gunung Hawu sudah dijadikan areal pertambangan, batu kapur (Karst) yang
ada di situ dikeruk sejadi-jadinya. Wisatawan atau pengunjung, sekalipun
penduduk lokal jadi ‘ogah-ogahan’ berkunjung ke situ. Selain pemandangannya
sudah tidak elok lagi, areal pertambangan memang berbahaya. Sewaktu-waktu bisa
jadi ada batu yang berguguran tak terkendali jatuh ke bawah, itu berbahaya
bisa-bisa menimpa pengunjung.
Selain cara penambangannya yang sudah tidak sederhana lagi. Para pengusaha tambang, atas nama efisiensi dan efektifitas sudah meninggalkan cara-cara menambang batu secara tradisional. Cara-cara itu digantikan dengan cara yang lebih halus atau kasar, dengan massif dan teknik tinggi. Adakalanya pengusaha tambang menggunakan cara kasar yaitu dengan menanam dinamit kecil di dalam batu yang akan ditambang kemudian diledakan. Adakalanya menggunakan cara halus dengan cara menggergaji batu Karst yang ditambang.
Namun, walaupun penambangan sudah semakin massif dan modern merusak sebagian Gunung Hawu. Masih ada saja yang suka berkunjung ke Gunung Hawu. Sebab lengkungan alam /jembatan alam yang unik itu berhasil dilindungi oleh hukum negara, dilarang ada yang merusak itu. Oleh karenanya tebing di areal itu tak berani ada yang menganggu, dan ini menjadi daya tarik bagi para pegiat panjat tebing.
Dari Tagog atau dari Parapatan Arab, kawan-kawan akan disuguhi
jalan berbatu dan terjal saat memasuki kampung Kepuh, yaitu kampung sebelum
memasuki kampung yang dituju yaitu kampung Cidadap. Hingga hari ini
(5/01/2013), jalan di kawasan Kepuh hingga Cidadap ini sudah bertahun-tahun
dibiarkan rusak begitu saja oleh pemerintahan setempat, dalam hal ini
Pemerintah Desa Padalarang. Padahal jika dilihat dari sumber daya alam dan
manusia yang ada, kawasan Cidadap adalah kawasan sentra budidaya jambu biji
merah untuk Kabupaten Bandung Barat. Dan organisasi petaninya cukup produktif,
hingga petaninya memiliki penggilingan padi sendiri dan alat-alat yang
menunjang kinerja tani lainnya. Tak lupa juga ada koperasi di situ sebagai
wadah ekonomi para petani kawasan Cidadap.
Anggap saja jalanan rusak dari Kepuh hingga Cidadap sebagai kabar buruk, kemudian kabar baiknya adalah, saat kawan-kawan memasuki daerah perkebunan di kaki gn. Hawu, kawan-kawan pengunjung bisa makan jambu biji merah petik sendiri secara gratis asal minta pada penduduk setempat atau membelinya berkresek-kresek.
Gunung Hawu ini unik, karena membentuk gua (hawu) bila dilihat dari depan atau membentuk lubang bila dilihat dari atas. Adapun secara ilmiah gunung ini sering disebut-sebut memiliki lengkungan alam. Proses terbentuknya lengkungan alam di Gunung Hawu sangatlah unik dan menjadi perhatian ilmuan di bidang perbatuan. Malahan lengkungan alami yang ada di Gunung Hawu sering disetarakan dengan lengkungan alami yang ada di Amerika. Tepatnya disamakan dengan lengkungan alam yang ada di Virginia dan Utah. Besarnya dimensi lengkungan alam yang terdapat di Gunung Hawu, membuat ia disebut juga jembatan alam.
Adapun penamaan Hawu (bahasa Sunda yang berarti perapian yang membentuk lubang), berasal dari penduduk sekitar. Pasalnya penamaan Hawu hanya relevan saat kita melihat gunung ini dari arah perkampungan Cidadap. Hawu adalah tempat penduduk lokal memasak. Berbentuk lubang, lubangnya diisi kayu bakar, di atas lubang disematkan peralatan masak, seperti ;panci, katel dan lain-lain. Oleh karenanya penamaan Hawu hanya relevan jika kita melihatnya dari arah depan yaitu dari kampung Cidadap, tidak dari arah belakang/ kampung Pamucatan.
Gunung ini sempat menjadi objek wisata pavorit bagi warga desa Padalarang. Pasalnya, di gunung ini ketika itu masih terdapat banyak monyet, dan pepohonannya lumayan rimbun, pemandangan apalagi, masih tampak indah. Penulis sendiri sempat mengalami masa-masa itu, saat monyet masih tidak malu-malu bertatap muka dengan pengunjung yang berniat sekedar ‘botram’.
Gn. Hawu. Internet |
Selain cara penambangannya yang sudah tidak sederhana lagi. Para pengusaha tambang, atas nama efisiensi dan efektifitas sudah meninggalkan cara-cara menambang batu secara tradisional. Cara-cara itu digantikan dengan cara yang lebih halus atau kasar, dengan massif dan teknik tinggi. Adakalanya pengusaha tambang menggunakan cara kasar yaitu dengan menanam dinamit kecil di dalam batu yang akan ditambang kemudian diledakan. Adakalanya menggunakan cara halus dengan cara menggergaji batu Karst yang ditambang.
Namun, walaupun penambangan sudah semakin massif dan modern merusak sebagian Gunung Hawu. Masih ada saja yang suka berkunjung ke Gunung Hawu. Sebab lengkungan alam /jembatan alam yang unik itu berhasil dilindungi oleh hukum negara, dilarang ada yang merusak itu. Oleh karenanya tebing di areal itu tak berani ada yang menganggu, dan ini menjadi daya tarik bagi para pegiat panjat tebing.
Gn. Hawu. Internet |
Tepat di areal lengkungan alam dulunya adalah tempat penduduk lokal berburu sarang walet. Sekarang tidak lagi, karena areal berburu sarang walet sekarang sudah terurug tanah akibat batu-batu Karst penyangga tanah dibabat habis dari atas. Juga di areal itu terdapat gua vertikal yang dalamnya kira-kira 50 meter (baca di sini: Ada Tempat Caving di Samping Tebing Hawu). Di areal ini juga terdapat beberapa jalur panjat tebing yang dibuat oleh pegiat panjat tebing, terutama pegiat panjat tebing alumni Sekolah Panjat Tebing Skygers.
Memang sebagian pengunjung ada yang enggan berkunjung ke kawasan Gunung Hawu. Akhirnya mereka yang enggan karena takut tertimpa batu Karst penambangan memilih berwisata botram/’ngaliwet’ cukup di pesawahan dan perkebunan jambu yang ada di daerah bagian bawah Gunung Hawu.
Dok. FP2KC |
Walau bagaimana pun Gunung Hawu dengan lengkungan alamnya masih seksi untuk dikunjungi. Entah itu oleh pegiat panjat tebing, entah itu oleh wisatawan yang cukup punya keberanian menghalau rintangan pengusaha tambang (untuk kemudian berada di tengah arus antara keadaan alam yang rusak dengan keadaan alam yang masih asri). Yang jelas Gunung ini masih seksi untuk dikunjungi.
Berikut penulis akan kemukakan rute kendaraan dari arah Kotamadya
Bandung (tepatnya dari alun-alun Bandung), Bandung Timur (tepatnya dari gerbang
tol Cileunyi), dan dari Terminal Leuwi Panjang.
Dari alun-alun Bandung menuju kampung Cidadap, kendaraan yang
digunakan adalah; bus damri jurusan alun-alun Ciburuy kemudian turun di
Parapatan Arab, dari Parapatan Arab naik ojeg. Ongkos naik bus damri sampai ke
Parapatan Arab adalah Rp. 3000, sedangkan ongkos ojeg dari Parapatan Arab ke
kampung Cidadap Rp. 4000. Selebihnya, dari kampung Cidadap untuk sampai ke Gunung
Hawu, kita mesti jalan kaki, lewati sawah dan pemandangan yang hijau nan segar,
dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Buat mereka yang suka
tradisional-tradisionalan ada juga rute naik delman/andong. Jika ingin naik
delman, pengunjung bisa turun di tagog, hanya saja ongkos agak sedikit mahal
Rp. 5000 per orang.
Buat temen-temen yang berada di kawasan Bandung bagian timur, bisa
melalui gerbang tol Cileunyi mengenakan bus jurusan Puncak (Bogor) dengan
ongkos per orang Rp. 5000. Prinsipnya sama, turun di Parapatan Arab atau di
Tagog. Begitu pula dengan mereka yang dari Terminal Leuwi Panjang, naik bis
jurusan Cianjur/Bogor dengan ongkos Rp. 4000. Patokannya, turun di
Parapatan Arab atau di Tagog.
Tempat Caving di samping Tebing Hawu. Dok. FP2KC |
Anggap saja jalanan rusak dari Kepuh hingga Cidadap sebagai kabar buruk, kemudian kabar baiknya adalah, saat kawan-kawan memasuki daerah perkebunan di kaki gn. Hawu, kawan-kawan pengunjung bisa makan jambu biji merah petik sendiri secara gratis asal minta pada penduduk setempat atau membelinya berkresek-kresek.
Dok. FP2KC |
Bisa juga pengunjung melalui jalur kampung Pamucatan dengan waktu
tempuh relatif singkat menuju Gunung Hawu. Hanya saja melalui jalur itu tidak
ada kebun jambu, dan tidak ada pesawahan. Seandainya kawan-kawan memilih jalur
itu, dari arah Cileunyi atau Leuwi Panjang kawan-kawan cukup berhenti di jalan
raya depan Pabrik Kurnia. Atau kawan-kawan yang dari arah alun-alun Bandung
menggunakan damri cukup berhenti di objek wisata Situ Ciburuy, dari situ
kemudian naik angkutan umum yang ke arah Cipatat, dengan ongkos Rp. 2000,
berhenti di jalan raya depan Pabrik Kurnia.
---------
sumber: http://blogoga.blogspot.com/2013/01/info-jalan-jalan-ke-gunung-hawu.html#more
Lindungi Kawasan Citatah
oh,
saya baru tahu sebukit batu, sebidang karst, segunung cadas ditelan
habis beberapa mulut, dikunyah hingga takada yang terselip di sela-sela
gigi, diawasi belati besar, sudah menancap dengan gagah di atas tebing
tertinggi, tepat di atas puncak rasa bangga pada tanah juga bebatuan
terkeras. sementara sang saka merah putih terbentang pada dinding tebing
yang merasa perlu didaki, dipanjati selalu dengan rindu yang takbiasa.
saya
memberi rasa museum untukmu, seperti yang telah ditandai pada jemari
tanganmu, jua pada beranda hatimu, dan warga membawa barongsai purba
dari tanah yang juga lama, musik berbunyi takmendayu, keringat mengecat
topeng, satu suku bangsa mati-matian perlihatkan tarian, inginnya berada
di kota besar, ikut parade mempertontonkan jenis kulit yang sengit akan
pertempuran desa terpinggir, jalan hidup yang tersingkir.
oh,
saya diberi pencak silat, tenaga dalam yang kuat,genting dan botol
pasti pecah, anak-anak tampilkan pose menantang, serupa jurus melawan
traktor kotor, dipirig musik yang menggedor-gedor kesadaran, kendang
menghentak gerak, berkat suara terompet melengking, barangkali akan
menyerempet niat tuan yang taklagi menawan.
saya
sepatutnya berduet menggandeng pupuh ampuh, kawih lirih, atau gaya
silat terhebat yang pernah tertampilkan, agar lagu takselalu dianggap
angin, takpedulikan resah warga gunung yang kerap tersandung batu itu.
Selasa, 15 Januari 2013
Penelusuran Karst Citata, Padalarang
Karst Padalarang, 9 September
2012
Minggu pagi ini menjadi waktu
yang tepat untuk menggerakkan badan dan melihat citra kuasa tanganNya lewat
bentuk alam yang tebentang di atas cakrawala. Jadi tidak salah jika aku menjadi
salah satu peserta rombongan ‘Geotrek’ yang diadakan oleh HMTG ‘GEA’ ITB
sebagai salah satu kegiatan dari rangkaian GSC. Acara GSC ini menurut seorang
‘gea’ adalah proker dwi tahunan yang bertujuan mengenalkan ilmu geologi kepada
khalayak luas. Sehingga muncullah geotrek sebagai ‘ajakan’ kepada masa kampus
untuk melihat semenarik apa bidang geologi ini.
Tidak terlalu jauh (sekitar 20
km) dari Jl. Ganesha terdapat jajaran bukit karst di daerah Padalarang. Karst
berarti daerah yang terdiri dari batuan kapur atau batuan gamping yang unsur
utamanya adalah CaCO3 (kalsium karbonat) . Kalsium inilah yang
kemudian dapat diolah menjadi berbagai pemenuh kebutuhan sehari – hari manusia,
seperti cat tembok ; pasta gigi ; semen ; pemurnian gula ; dan lain – lain. Namun
alangkah terlalu biasanya jika perjalanan ini hanya untuk melihat daerah
pertambangan kapur tanpa suguhan fenomena alam. Proses pelarutan kapur menjadi
aktor utama dalam membentuk fenomena alam yang setidaknya membuat anda
tersenyum dan berdecak kagum. Proses ini terjadi dengan bantuan dua actor utama
yaitu air (H2O) dan udara (O2). Merekalah yang akhirnya
mengionisasi kalsium karbonat menjadi ion kalsium (Ca2+). Inilah
penyebab terbentuknya natural arch bridge pada gunung Hawu, atau fenomena yang
mungkin lebih familiar kita dengar stalagmit dan stalagtit pada langit – langit
maupun lantai gua. Rute geotrek pun diplot untuk memamerkan fenomena tersebut
dan Bapak Budi Brahmantyo bertindak sebagai ‘dalang’nya. Beliau adalah pengajar
di program studi geologi ITB dan ketua kelompok riset cekungan Bandung dan
Tasikmalaya. Kecintaan dan sensenya terhadap geologi mengantarnya kepada sebuah
capaian yaitu penemuan fosil manusia pawon yang umurnya sekitar 9000 - 5600
tahun yang lalu.
Menjamah Jalur Panjat Tebing Padalarang
19/06/2012
Ngarai.com – Ketika memasuki kota Padalarang
dari arah Cianjur, pandangan kita akan dimanjakan dengan
pemandangan-pemandangan hijau dan berbukit-bukit yang cukup menarik
Perhatian. Bukit-bukit tersebut merupakan bukit dengan batuan kapur atau
karst.
Kawasan Karst di Padalarang ada di Jawa
barat, dan merupakan kawasan karst tertua yang di Jawa. Bahkan, di salah
satu tempat kawasan tersebut merupakan lokasi situs arkeologi zaman
pra-sejarah. Yakni, di daerah goa Pawon yang pernah diketemukan kerangka
manusia lengkap pada saat penggalian.
Selain itu, kawasan karst di daerah tersebut juga dijadikan objek wisata minat khusus panjat tebing.
Hampir seluruh penggiat panjat tebing yang ada di daerah Jakarta, Jawa
barat dan sekitarnya pernah menikmati pemanjatan di sana.
Kawasan karst di daerah Padalarang
terbagi menjadi beberapa gunung dan juga memiliki nama populer
tersendiri. Gunung kapur yang tertinggi adalah gunung Singgalang, yang
memiliki ketinggian tebing 125 meter dari permukaan dan biasa disebut
tebing Citatah 125. Kawasan tebing Citatah 125 ini
menjadi pusat pendidikan untuk sekolah panjat tebing yang ada di
Bandung. Kawasan tebing Citatah 125, merupakan kawasan pemanjatan tebing
alam yang memiliki cukup banyak jalur pemanjatan sport maupun pemanjatan artificial. Dengan grade pemanjatan cukup variatif, dan rute-rute yang menarik bagi pemula maupun untuk pemanjat profesional.
Masih berada satu gugusan dengan tebing Citatah 125, terdapat gunung Manik atau lebih dikenal dengan tebing Citatah 48,
karena memiliki ketinggian tebing sekitar 48 meter dari permukaan
tanah. Tebing Citatah 48 memiliki ciri khas yang membedakan dengan
tebing lainnya. Tepat berada di puncak tebing terdapat sebuah tugu
berbentuk pisau belati yang menancap. Pisau belati ini menjadi ciri khas
yang sangat mencolok pada malam hari karena sinar lampunya. Tebing
Citatah 48 juga merupakan pusat pendidikan dan latihan tentara angkatan
darat.
Kemudian, berada diseberang tebing Citatah 125 dan Citatah 48,
terlihat gunung kapur yang memiliki intensitas penambangan lebih tinggi
di banding kawasan tebing lainnya. Disana merupakan gunung Pabeasan
atau lebih dikenal dengan tebing Citatah 90, karena memiliki ketinggian
tebing sekitar 80 – 90 meter dari permukaan tanah. Kawasan karst daerah
Padalarang dikenal popular dengan nama kawasan tebing Citatah karena
letaknya berada di desa Citatah, kecamatan Cipatat. Bagi penggiat panjat
tebing, kawasan ini merupakan lokasi favorit untuk pemanjatan.
Selain, nama-nama tebing di atas ada
lokasi yang memang jarang di kenal yakni gunung Hawu. Letaknya berada
dibelakang posisi tebing Citatah 125, dapat di tempuh sekitar 30 menit
berjalan kaki melintasi sisi tebing Citatah 125 atau sekitar 15 menit
menggunakan kendaraan bermotor. Namun, jika menggunakan kendaraan mesti
berputar cukup jauh. Lokasi pemanjatan di gunung Hawu ini, berada di
tengah-tengah lembah dan sama sekali tidak ada pemukiman di sekitarnya.
Disana sudah di pasang beberapa jalur pemanjatan dengan grade yang cukup menantang. (Jamaludin).
---------
sumber:http://www.ngarai.com/menjamah-jalur-panjat-tebing-padalarang/
Minggu, 13 Januari 2013
Situ Ciburuy
Situ Ciburuy laukna hese dipancing
Nyeredet hate ningali herang caina
Duh itu saha nu ngalangkung unggal enjing
nyeredet hate ningali sorot socana
Yang artinya ya itu tadi. Situ Ciburuy ikannya susah dipancing. Hati
berdesir melihat jernih air disana. Lirik seterusnya silahkan dicari
sendiri artinya. Nah Situ Ciburuy ini, setelah saya lihat sih tidak
jernih-jernih amat. Dan banyak tukang mancing yang mencoba memancing
ikan di tepinya. Kelihatan dari tangkai pancingnya. Ya nyari ikan lah,
kalo nyari belut kan namanya ngurek. Pasti orang-orang yang memancing
itu sangat gigih. Udah tahu susah masih dipancing juga.
Situ
Ciburuy terletak di sebelah sanaan dikit dari pintu keluar tol
Padalarang. Tempatnya sepi. Tidak banyak tampak orang berkunjung kesana,
kecuali pasangan yang pacaran, orang yang suka engga puguh-puguh ingin
menyendiri dan kurang kerjaan seperti saya, dan beberapa anak-anak muda
yang berpiknik di atas perahu. Membawa bekal makanan dan tertawa-tawa
girang. Tukang perahu dan perahunya tidak banyak, hanya ada beberapa.
Perahunya cantik. Bercat warna-warni menyolok dan memakai dayung.
Jumlahnya kurang dari jumlah jari tangan saya.
Langganan:
Postingan (Atom)